KIBLAT.NET, Shobwah – Ketegangan antara milisi pro pemerintah Yaman dan milisi lokal bentukan Uni Emirat Arab (UEA) kembali terjadi provinsi Shobwah, Yaman tenggara, pada Ahad (30/06/2019). Ketegangan tersebut sebelumnya sempat redam setelah mediasi antara keduanya sukses.
Sumber keamanan pro pemerintah mengatakan bahwa milisi yang dikenal dengan nama “An-Nukhbah Al-Shobwaniyah” –milisi bentukan UEA— memobilisasi pasukan di sekitar kota Ataq, ibukota provinsi Shobwah.
Sumber yang meminta tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada Arabi21.com, eskalasi terbaru yang diperlihatkan milisi bentukan UEA itu terjadi setelah mediasi antara kedua pihak berhasil dalam ketegangan sebelumnya. Milisi UEA berupaya merebut kendali lembaga-lembaga pemerintahan dan mengkudeta pemerintah lokal.
Kota Ataq, kota terbesar di Shobwah, dalam beberapa pekan lalu menjadi saksi bentrok bersenjata antara pasukan pemerintah dan An-Nukhbah Al-Shobwaniyah. Milisi bentukan UEA ingin mengendalikan seluruh kantor dan gedung pemerintahan resmi. Mediasi yang digelar oleh para pembesar suku berhasil mencapai kesepakatan yang mengharuskan milisi Nukhbah keluar dari ibukota provinsi.
Di sisi lain, komite pemerintah menuduh milisi Nukhbah menghalangi tim invetigasnya mengunjungi kilang minyak untuk menyelidiki serangan bom di salah satu pipa gas.
Rabu lalu, sekelompok pria bersenjata meledakkan pipa gas alam cair (LNG) yang membentang dari wilayah Safer di provinsi Marib ke pelabuhan Balhaf di Shobwah di Laut Arab. Serangan menargetkan pipa gas lainnya juga terjadi di provinsi yang sama.
Milisi Nukhbah dikerahkan ke sejumlah wilayah di provinsi Shobwah sejak Agustus 2017. Mereka bertugas di bawah instruksi para pemimpin militer UEA. Lokasi penempatan mereka di ladang-ladang minyak dan daerah yang dilalui pipa gas.
Sumber: Arabi21.com
Redaktur: Sulhi El-Izzi