KIBLAT.NET, Jakarta – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin mengungkapkan posisi MUI dalam Pemilu 2019.
“Kalau seandainya usai Pemilu tidak ada masalah, MUI selalu berada pada posisi sebagai shadiqul hukumah, sebagai mitra strategis pemerintah tanpa menghalangi MUI melakukan Amar ma’ruf nahi munkar dan kritik sosial,” kata Din kepada awak media usai Rapat Pleno ke-32 Wantim MUI di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Din Syamsuddin menegaskan jika yang terjadi sebaliknya, maka MUI dan umat tidak akan segan-segan untuk menjadi kekuatan pengritik pemerintah atau legislatif. Sikap itu dilakukan apabila hasil Pemilu tidak baik bagi bangsa dan negara, apalagi menyimpang dari syariat Islam, serta cita-cita nasional.
“Pesan untuk memilih siapa dari pasangan yang ada itu, pilihlah dengan kekuatan spritual atau hati dan gunakan akal pikiran serta melalui literasi politik,” katanya.
Kriteria menurut Din adalah figur-figur yang secara sejati diyakini memperjuangkan, mempedulikan dan memperhatikan aspirasi umat islam. Jangan sebaliknya. “Ke depannya kami ingin konsisten berkomitmen mengawal NKRI yang berdasarkan Pancasila, melalui amar maruf nahi munkar,” ujarnya.
Selain itu ia juga mengutarakan cita-cita nasional khususnya hadirnya kedaulatan obyektif sebagaimana Trisakti Bung Karno, yakni berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berfikiran secara budaya.
“Sejatinya ketiga hal itu harus hadir, bukan semata dalam retorika politik belaka,” tukasnya.
Reporter: Hafidz Syarif
Editor: Imam S.