KIBLAT.NET, Solo – Tabligh akbar yang diinisiasi oleh Presidium Alumni 212 Solo Raya berjalan lancar. Namun, panitia mengaku kecewa dengan kepolisian yang menghalang-halangi kehadiran para peserta untuk mencapai Bundaran Gladak, Jl. Slamet Riyadi, Solo, Ahad (13/01/2019).
M Taufik, Salah satu panitia acara, menilai tindakan kepolisian itu justru akan membuat kondisi Solo kurang kondusif.
“Saya baru saja menerima pemberitahuan, ada kawan saya SMP tanya ‘Pak, aku kalau ibadah di Gereja Purbayan bisa tidak?’. Loh, siapa yang ngelarang,” ucap Taufik menirukan pernyataan rekannya.
Selain itu, pria yang menjabat sebagai Ketua Tim Advokat Reaksi Cepat (TARC) itu, mengatakan jumlah peserta seharusnya bisa lebih banyak lagi.
“Sangat banyak. Saya tadi dari rumah saya, di Gentan, banyak kendaraan pribadi maupun kendaraan umum yang tidak bisa masuk, karena di situ tadi ada mobil dalmas.” ujarnya.
“Nah ini kan mencekam. Saya jadi bertanya-tanya, kok di tabligh akbar ada perintah itu (pengadangan besar-besaran). Saya yakin yang melakukan perintah ini bukan polisi Surakarta, tapi ada kekuatan besar di balik ini,” tambahnya.
Kapolresta Solo, Ribut Hari W menuturkan sekitar tiga ribuan anggota kepolisian dibantu Satpol PP dan TNI yang dikerahkan untuk mengamankan aksi ini. Terlihat juga beberapa mobil Baracuda di sepanjang Jalan Slamet Riyadi.
Sementara, polisi menghentikan arus peserta yang hadir di beberapa titik maupun batas kota. Seperti di kawasan Pasar Kleco, Tugu Lilin Pajang, dan sebagainya.
Reporter: Usamah Rabbani
Editor: M. Rudy