KIBLAT.NET, Dhaka – Pemerintah Bangladesh dan Myanmar, Selasa (30/10), sepakat memulai pemulangan pengungsi Rohingya pada pertengahan November. Ratusan ribu warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh setelah militer Myanmar melakukan pembersihan etnis, seperti dikatakan organisasi HAM.
“Kami sepakat memulai pemulangan (Rohingya) pada pertengahan November,” kata Menteri Luar Negeri Bangladesh, Syahid Al-Haq, kepada media di ibukota Dhaka setelah bertemu delegasi Myanmar yang dipimpin Myint To, pejabat Deplu Myanmar.
Pada bagiannya, Myint To memuji kesepakatan itu. Ia mengatakan, hasil tersebut sangat konkret mengenai pemulangan Rohingya.
Kepada wartawan, Myin To menambahkan bahwa pihaknya telah menentukan sejumlah untuk memastikan para pengungsi bulan dan “mendapat tempat tinggal aman”.
Sebanyak 700 ribu lebih warga Rohingya yang tinggal di Negara bagian Rakhine, Myanmar, menyeberang ke Bangladesh sejak Agustus tahun lalu. Eksodus pengungsi itu menyusul kampanye militer Myanmar menargetkan warga minoritas yang tak diakui tersebut.
PBB dalam penyelidikannya membenarkan apa yang dialami Rohingya adalah pembersihan etnis. Sejumlah petinggi militer yang dianggap paling bertanggung jawab dikenakan sanksi namun tidak diadili di pengadilan internaisonal.
Terkait pemulangan ini, organisai HAM telah mengkhawatirkan keselamatan Rohingnya sesampainya di tempat tinggal mereka kembali. Tak ada jaminan keselamatan bagi warga Rohingya. Selain itu, banyak desa-desa mereka sudah rata dengan tanah.
Sumber: Reuters
Redaktur: Sulhi El-Izzi