KIBLAT.NET, Damaskus- Pada hari Rabu (11/04/2018) terjadi percakapan antara empat pemimpin negara yang membicarakan kondisi Suriah melalui sambungan telepon. Yaitu Recep Tayib Erdogan, Donald Trump, Benjamin Netanyahu dan Vladimir Putin.
Pembicaraan terjadi antara Erdogan dan Trump serta Putin dan Netanyahu. Pembicaraan antara Erdogan dan Trump seputar bertukar pandangan tentang perkembangan terakhir di Suriah. Sumber kepresidenan Turki tidak merincikan lebih dari itu.
Turki dan Amerika Serikat adalah sekutu penting NATO, tetapi hubungan mereka tak cukup baik dalam sejumlah masalah termasuk dukungan AS untuk milisi Kurdi Suriah yang dianggap sebagai teroris dan ancaman bagi Turki.
Sementara itu, pembicaraan antara Putin dan Netanyahu membahas seputar serangan Israel di Suriah. Rusia mendesak agar Israel dapat mundur dari Suriah. Tetapi Netanyahu mengatakan bahwa serangan tidak akan dihentikan sebelum Iran angkat kaki dari Suriah. Pasalnya, Israel merasa bahwa Iran sebagai ancaman.
Sebelumnya Rusia, Suriah, dan Iran menuding Israel sebagai pihak yang melancarkan serangan udara ke pangkalan udara Suriah pada Senin (09/04/2018). Serangan tersebut menewaskan tujuh personel militer Iran. Israel tidak berkomentar terkait tuduhan itu.
Situasi semakin diperburuk setelah terjadinya serangan gas beracun di Douma, Ghouta Timur. Puluhan sipil dilaporkan tewas. Douma merupakan kawasan oposisi yang masih dipertahankan hingga kini.
Pemerintah Suriah dituduh bertanggung jawab atas terjadinya serangan yang diduga menggunakan senjata kimia tersebut. Namun, tuduhan itu telah dibantah oleh pemerintah Suriah dan sekutunya Rusia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengancam akan melancarkan serangan misil ke Suriah guna merespons dugaan penggunaan senjata kimia di Douma. Trump bahkan tak ragu memperingatkan Rusia agar tak membela rezim Bashar al-Assad.
Membalas hal itu, Suriah mengecam ancaman yang dilayangkan Trump. Kendati demikian, Suriah siap bila harus menghadapi opsi militer AS. Hal ini juga telah ditegaskan Iran, yang siap membantu Suriah menghadapi AS.
Sumber: Hareetz, Daily Sabah
Redaktur: Syafi’i Iskandar