KIBLAT. NET, Jakarta– Seusai dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur, janji-janji Anies-Sandi ditunggu oleh warga Jakarta. Hal itu diutarakan oleh Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Pedri Kasman.
“Memimpin adalah menderita, memimpin adalah pengorbanan. Apalagi janji-janji sudah terucap, maka itu menjadi hutang yang harus dilunasi” , ungkap Pedri Kasman kepada Kiblat.net pada Selasa (17/10) dalam keterangan tertulis.
Menurut Pedri, bila janjinya dulu tidak ditepati maka komitmen moral sebagai pemimpin akan dipertanyakan. Ditambah lagi, janji-janji tersebut membuahkan harapan masyarakat akan adanya perubahan di Jakarta.
Ditambah lagi, tantangan selanjutnya yang akan dihadapi oleh seorang pemimpin adalah kelompok oposisi. Terutama pihak-pihak yang belum siap menerima kemenangan Anies dalam Pilkada DKI Jakarta.
“Tantangan teranyar adalah soal Reklamasi Teluk Jakarta. Sangat jelas Anies-Sandi menjanjikan akan menghentikan mega proyek yang kontroversial ini”, tutur Pedri.
Sementara itu, ia mengatakan pemerintah pusat melalui Menko Maritim sudah mencabut moratorium reklamasi hanya beberapa hari sebelum Anies-Sandi dilantik. Di satu sisi pemerintah provinsi tidak elok berbeda sikap dengan pemerintah pusat, apalagi sampai konfrontasi. Namun janji akan dihentikannya mega proyek itu tentu akan ditagih oleh warga Jakarta.
“Apakah ia (Anies-Sandi. red) akan tunduk pada kenyataan atau bertahan dengan komitmen keberpihakan pada rakyat. Atau ia memilih jalan lain, jalan kompromi misalnya,” ungkapnya.
Pedri menambahkan bahwa problem permasalahan akan semakin banyak di Jakarta. Mulai dari kemacetan, problem kemiskinan, pengangguran, kepemilikan lahan yang didominasi korporasi dan lain sebagainya.
“Pemilik modal makin berkuasa, rakyat kecil makin terjepit dan tersingkir” , katanya.
Untuk itu, ia menegaskan pemimpin yang benar dan idealis akan menjawabnya dengan kerja keras dan komitmen moral yang tinggi. Sebaliknya, kata dia pemimpin pragmatis dan oportunis akan mencari segudang alasan untuk menghindar.
Reporter: Julian
Editor: Syafi’i Iskandar