KIBLAT.NET, Moskow – Rusia meminta penjelasan dari Erdogan atas pernyataannya terkait tujuan masuknya pasukan Turki ke Suriah.
Dalam pidatonya hari Selasa lalu, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pasukannya di Suriah untuk mengakhiri Rezim Assad. Selain itu, ia juga mengkritik keras atas kegagalan PBB di Suriah.
“Kami ada untuk membawa keadilan. Kami ada untuk mengakhiri kekuasaan kejam Assad, yang telah menyebarkan teror negara,” kata Erdogan.
Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov, Rabu (30/11), mengatakan bahwa pernyataan itu telah sampai ke telinga pemerintahnya.
“Ini adalah pernyataan yang sangat serius, hal yang berbeda dengan yang sebelumnya, dan dengan pemahaman kami atas situasi yang terjadi. Kami berharap bahwa mitra kami Turki akan memberikan kita semacam penjelasan tentang hal ini,” ujarnya melanjutkan.
Tentara Turki memasuki Suriah pada 24 Agustus dan meluncurkan operasi Efrat Shield. Turki mengerahkan pasukan darat dan kekuatan udara ke bagian utara negara tetangganya, untuk merebut kembali daerah-daerah yang dikuasai ISIS.
Pasukan Ankara juga bertujuan untuk menekan pasukan Kurdi di Suriah dan mencegah mereka untuk menggabungkan tiga wilayah otonomi Kurdi, yang salah satunya berada di selatan Turki yang berbatasan dengan Suriah.
Pada bulan Oktober, angkatan udara Turki menewaskan antara 160 dan 200 pejuang dari kelompok milisi YPG Kurdi dalam 26 serangan udara yang dilakukan hanya dalam satu malam. Kampanye militer Turki di Suriah juga telah menyebabkan hubungan dengan pemerintah Assad semakin tegang.
Ankara terpaksa menghentikan dukungan udara untuk serangan darat ke Suriah pada 22 Oktober, setelah Damaskus mengancam akan menembak jatuh jet Turki di langit Suriah. Sementara itu, pasukan Suriah dilaporkan telah menyerang pasukan Turki di provinsi Aleppo utara, sehingga 3 tentara terbunuh.
Reporter: Ibas Fuadi
Sumber: Middle East Eye