KIBLAT.NET, Pentagon – Departemen Pertahanan AS, Pentagon pada hari Kamis (26/05) kembali mengulang-ulangi pernyataan mereka bahwa pasukan khusus darat AS yang saat ini berada di Suriah adalah murni untuk melakukan misi non-tempur. Namun sejumlah foto menunjukkan para serdadu Amerika itu berada di tengah-tengah milisi Kurdi YPG yang sedang melakukan operasi tempur menargetkan ISIS.
Foto-foto itu memperlihatkan unit pasukan Baret Hijau AS mengenakan lencana pengenal yang biasa dikenakan oleh milisi Kurdi YPG pada seragam militer mereka. Sebagian pihak melihat aksi pasukan komando Green Berets itu sebagai bentuk provokasi tidak langsung terhadap Turki yang menganggap YPG sebagai organisasi teroris. Para pejabat Pentagon berdalih bahwa tindakan itu sebagai hal yang sudah biasa bagi pasukan AS dengan mengenakan lambang pasukan faksi lain.
Juru bicara Pentagon Peter Cook mengatakan, pasukan operasi khusus AS ingin membaur dengan komunitas milisi lokal untuk melindungi diri dengan cara memakai lambang pasukan Kurdi. Sementara komandan pasukan Kolonel Steve Warren memberi alasan lain, bahwa hal itu sebagai sebuah bentuk “simbol kemitraan” antara pasukannya dengan Kurdi.
Secara pasti jumlah pasukan darat AS di Suriah tidak ketahui oleh publik, meskipun Cook sendiri mengakui bahwa kekuatan mereka terus mengalami peningkatan dari jumlah awal sebanyak 50 personil. Presiden Obama telah menyetujui penambahan 250 personil pasukan pada awal bulan ini, sementara para pejabat Pentagon terus mengajukan penambahan pasukan lebih banyak lagi tidak lama setelah itu.
Pejabat-pejabat Pentagon sendiri sudah dua kali mengkonfirmasi bahwa pasukan AS yang sedang berada di Suriah terlibat dalam operasi tempur bersama milisi Kurdi, terlepas dari bukti-bukti yang ditunjukkan oleh foto. Meskipun demikian, narasi resminya masih belum berubah bahwa pasukan Amerika tidak akan terlibat dalam operasi pertempuran. Nampaknya AS akan terus berpura-pura seberapa pun besar biayanya demi menjaga “konsistensi” strategi baru kontra terorisme, dan juga “konsistensi” klaim kemenangan atas Al-Qaidah.
Reporter: Yasin Muslim
Editor: Hunef Ibrahim