KIBLAT.NET – Melawan atau tidak? Itu barangkali pertanyaan banyak orang atas kudeta Militer terhadap Presiden terpilih, Muhammad Mursi. Sekitar dua tahun yang lalu, rakyat Mesir berhasil menjatuhkan ‘titik akhir’ pada rezim Husni Mubarak yang telah berkuasa selama 32 tahun melalui revolusi rakyat dan perlawanan secara damai. Setelah menempuh berbagai proses politik dan usaha yang besar, pada akhirnya Dr. Muhammad Mursi—salah seorang pemimpin terkemuka Ikhwanul Muslimin (IM) dan ketua Partai Kebebasan dan Keadilan (Hizb Al-Hurriyyah wa Al-‘Adalah)—sayap politik IM—terpilih sebagai presiden dari hasil pemilihan umum yang relatif bersih dan bebas.
Hanya saja, setahun setelah pengangkatan tersebut, skenario ‘kelompok oposisi’ yang menantangnya secara sengaja, yang berakhir dengan kudeta Junta Militer pada 3 Juli 2013 terhadap presiden terpilih, Dr. Muhammad Mursi. Junta Militer beralasan bahwa kudeta tersebut merupakan respon dari keinginan para demonstran partai-partai kiri dan liberal.
Download Pdf Laporan Khusus Edisi ini untuk mencermati lebih lengkap. []